Euforia peluncuran konsol terbaru Nintendo Switch 2 di bulan Juni diiringi dengan tantangan besar bagi para penggemar di seluruh dunia, yaitu kelangkaan stok yang parah.
Berdasarkan laporan dari berbagai sumber kredibel, masalah pasokan ini bukanlah isu jangka pendek. Analis pasar memprediksi bahwa para gamer mungkin harus berjuang untuk mendapatkan konsol ini hingga hampir dua tahun ke depan, dengan perkiraan situasi baru akan stabil pada musim semi 2026.
Dikutip dari situs TheGamer, faktor utamanya adalah permintaan global yang luar biasa tinggi tapi berhadapan dengan kendala pasokan komponen dan perakitan. Situasi ini bahkan telah mendorong Presiden Nintendo, Shuntaro Furukawa, untuk secara terbuka menyampaikan permintaan maaf atas kelangkaan yang terjadi.
Di negara asal Nintendo, Jepang, toko-toko resmi harus menerapkan sistem undian (lottery) berulang kali hanya untuk menentukan siapa yang berhak membeli unit konsol yang tersedia.
Namun, angka penjualan yang masif ini pun belum mampu mengimbangi tingkat permintaan dari konsumen, sehingga kelangkaan diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2026. Analis bahkan memprediksi penjualan di bulan pertama peluncurannya saja mencapai 6 juta unit.
Bagi konsumen, ini berarti perjuangan untuk mendapatkan Nintendo Switch 2 tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Penggemar harus bersiap menghadapi kesulitan dalam menemukan konsol di toko ritel, setidaknya selama satu tahun ke depan.
Meskipun peluncuran Switch 2 merupakan kesuksesan besar dari sisi permintaan, tantangan produksi menjadi kendala signifikan yang tidak akan terselesaikan dengan cepat. Di sisi lain sebelumnya banyak laporan yang menyebut bahwa di pasar online mulai banyak bermunculan Nintendo Switch 2 bekas atau second yang dijual.
Tentu saja hal ini menggiurkan tapi ternyata ada hal bahaya yang harus diwaspadai. Sebagian besar Nintendo Switch 2 bekas yang dijual sudah dalam kondisi bricked yaitu dikunci oleh Nintendo. Kondisi ini dipicu pengguna melanggar kebijakan yaitu memasan game secara ilegal atau bajakan.